Pengertian Gempa dan Tsunami
Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di
permukaan bumi. Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi (lempeng
bumi). Kata gempa bumi juga digunakan untuk menunjukkan daerah asal terjadinya
kejadian gempa bumi tersebut. Bumi kita walaupun padat, selalu bergerak, dan
gempa bumi terjadi apabila tekanan yang terjadi karena pergerakan itu sudah
terlalu besar untuk dapat ditahan.
Gempa
bumi tektonik disebabkan oleh perlepasan [tenaga] yang terjadi karena
pergeseran lempeng tektonik seperti layaknya gelang karet ditarik dan dilepaskan
dengan tiba-tiba. Tenaga yang dihasilkan oleh tekanan antara batuan dikenal
sebagai kecacatan tektonik. Teori dari tektonik plate (lempeng tektonik)
menjelaskan bahwa bumi terdiri dari beberapa lapisan batuan, sebagian besar
daerah dari lapisan kerak itu akan hanyut dan mengapung di lapisan seperti
salju. Lapisan tersebut begerak
perlahan sehingga berpecah-pecah dan bertabrakan satu sama lainnya. Hal inilah
yang menyebabkan terjadinya gempa tektonik.
Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan
oleh tekanan yang dilakukan oleh lempeng tektonik yang bergerak. Semakin lama
tekanan itu kian membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan
tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itulah
gempa bumi akan terjadi.
Gempa
bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan lempengan tersebut. Gempa bumi
yang paling parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan kompresional dan
translasional. Gempa bumi fokus dalam kemungkinan besar terjadi
karena materi lapisan litosfer yang terjepit kedalam
mengalami transisi fase pada kedalaman lebih dari
600 km.
Tsunami
adalah istilah yang berasal dari bahasa Jepang yang kini telah menjadi istilah
Internasional untuk menyatakan gelombang besar luar biasa yang datang menyerang
tiba-tiba, menghempas ke pantai dan menimbulkan malapetaka yang hebat.
Tsunami dapat terjadi
akibat gangguan di dasar laut yangmenyebabkan perpindahan sejumlah besar
air.
Dampak negatif yang
diakibatkan tsunami adalah merusak apa saja yang dilaluinya. Bangunan,
tumbuh-tumbuhan, dan mengakibatkan korban jiwa manusia serta menyebabkan
genangan, pencemaran air asin lahan pertanian, tanah, dan air bersih. Tsunami
dapat terjadi jika terjadi gangguan yang menyebabkan perpindahan sejumlah besar
air, seperti letusan gunung api, gempa
bumi,
longsor maupun meteor yang jatuh ke bumi. Namun,
90% tsunami adalah akibat gempa bumi bawah laut. Dalam rekaman sejarah beberapa
tsunami diakibatkan oleh gunung meletus, misalnya ketika meletusnya
Gunung
Krakatau. tahun 1883.
Gerakan
vertikal pada kerak bumi, dapat mengakibatkan dasar laut naik atau turun secara
tiba-tiba, yang mengakibatkan gangguan keseimbangan air yang berada di atasnya.
Hal ini mengakibatkan terjadinya aliran energi air laut, yang ketika sampai di
pantai menjadi gelombang besar yang mengakibatkan terjadinya tsunami. Kecepatan
gelombang tsunami tergantung pada kedalaman laut di mana gelombang terjadi,
dimana kecepatannya bisa mencapai ratusan kilometer per jam. Bila tsunami
mencapai pantai, kecepatannya akan menjadi kurang lebih 50 km/jam dan energinya
sangat merusak daerah pantai yang dilaluinya. Di tengah laut tinggi gelombang
tsunami hanya beberapa centimeter hingga beberapa meter, namun saat mencapai
pantai tinggi gelombangnya bisa mencapai puluhan meter karena terjadi penumpukan
masa air. Saat mencapai pantai tsunami akan merayap masuk daratan jauh dari
garis pantai dengan jangkauan mencapai beberapa ratus meter bahkan bisa beberapa
kilometer.
A. Tipe-tipe Gempa bumi dan
Tsunami
B. Gempa bumi Vulkanik (Gunung
api)
Gempa
bumi ini terjadi akibat adanya aktivitas magma, yang biasa terjadi sebelum
gunung api meletus. Apabila keaktifannya semakin tinggi maka akan menyebabkan
timbulnya ledakan yang juga akan menimbulkan terjadinya gempabumi. Gempa bumi
tersebut hanya terasa di sekitar gunung api tersebut.
b. Gempa Bumi
Tektonik
Gempa bumi ini disebabkan oleh adanya aktivitas tektonik, yaitu
pergeseran lempeng lempeng tektonik secara mendadak yang mempunyai kekuatan dari
yang sangat kecil hingga yang sangat besar. Gempabumi ini banyak menimbulkan
kerusakan atau bencana alam di bumi, getaran gempa bumi yang kuat mampu menjalar
keseluruh bagian bumi. Gempa bumi tektonik disebabkan oleh perlepasan [tenaga]
yang terjadi karena pergeseran lempengan plat tektonik seperti layaknya gelang
karet ditarik dan dilepaskan dengan tiba-tiba. Tenaga yang dihasilkan oleh
tekanan antara batuan dikenal sebagai kecacatan tektonik. Teori dari tectonic
plate (lempeng tektonik) menjelaskan bahwa bumi terdiri dari beberapa lapisan
batuan, sebagian besar area dari lapisan kerak itu akan hanyut dan mengapung di
lapisan seperti salju. Lapisan tersebut bergerak perlahan sehingga
berpecah-pecah dan bertabrakan dengan satu sama lainnya. Hal ini yang
menyebabkan terjadinya gempa tektonik.
A. Penyebab Gempa Bumi dan Tsunami
Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan
oleh tekanan yang dilakukan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan
itu kian membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut
tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itulah gempa bumi
akan terjadi.
Ada
tiga penyebab utama timbulnya gelombang tsunami,yaitu
A.
Gempa bawah laut
Tidak
semua gempa bawah laut menimbulkan tsunami, tsunami baru terjadi jika sampai
terjadi dilokasi vertikal pada dasar laut, yang biasanya disebabkan oleh gempa
kuat yang sumbernya relatife dangkal. Bila terjadi patahan atau sesar pada dasar
laut, masa batuan yang amat besar amblas tiba-tiba, dan seluruh kolom air
diatasnya juga ikut tersentak jatuh. Akibatnya permukaan laut akan melakukan
gerak osilasi naik-turun untuk mencapai keseimbangan baru dan timbullah
gelombang tsunami yang kemudian merambat kesegara arah dengan energy yang sangat
besar.
Ø
Tanah longsor di dalam atau ke dalam laut
Apabila
terjadi longsor di dasar laut, masa batuan pada sisi releng akan runtuh
menimbuni lereng di bawahnya hingga koom air yang ada di atasnya juga terangkat.
Tetapi akibatnya sama yakni menimbulkan gelombang tsunami pula.
letusan gunung api
Letusan
gung api bawah laut juga dapat menimbulkan terjdinya gelombang tsunami, seperti
letusan gunung Krakatau (1883) yang sangat terkenal itu,dan tercatat letusan
gunung api terbesar. Tsunami yang ditimbulkan luar biasa besar dan malpetaka
yang diakibatkan tak terkira hebatnya, sekitar 165 kota dan desa di pesisir
pantai hancur luluh.
Tanda-tanda
akan datangnya tsunami di daerah pinggir pantai adalah :
Air laut yang surut secara
tiba-tiba.
Bau asin yang sangat
menyengat.
Dari kejauhan tampak gelombang putih
dan suara gemuruh yang sangat keras.
Tsunami terjadi
jikan Gempa besar dengan kekuatan gempa
> 7.0 SR
Lokasi pusat gempa di laut
Kedalaman < 70 Km
Terjadi deformasi vertikal dasar
laut
Dampak Gempa Bumi dan Tsunami
Dampak secara fisik
Banyak orang yang kehilangan tempat
tinggal.
Banyak warga meninggal dan luka-luka
Banyak warga yang kehilangan
keluarga
Banyak warga yang kehilangan harta
benda.
Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami
Mitigasi Adalah
tindakan-tindakan untuk mengurangi atau meminimalkan dampak dari suatu bencana
terhadap masyarakat. Mitigasi bencana, menurut UU No 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan
Bencana, merupakan serangkaian upaya untuk mengurangi risiko bencana, baik
melalui pembangunan fisik maupun penyadaran dan peningkatan kemampuan menghadapi
ancaman bencana, dalam hal ini ancaman gempa bumi, serta bertujuan mengurangi
dan mencegah risiko kehilangan jiwa serta perlindungan terhadap harta benda
dengan pendekatan struktural dan nonstruktural. Mitigasi bencana adalah istilah
yang digunakan untuk menunjuk pada semua tindakan untuk mengurangi dampak dari
satu bencana yang dapat dilakukan sebelum bencana itu terjadi, termasuk kesiapan
dan tindakan-tindakan pengurangan resiko jangka panjang. Mitigasi bencana
mencakup baik perencanaan dan pelaksanaan tindakan-tindakan untuk mengurangi
resiko-resiko yang terkait dengan bahaya-bahaya karena ulah manusia dan bahaya
alam yang sudah diketahui, dan proses perencanaan untuk respon yang efektif
terhadap bencana-bencana yang benar-benar terjadi.
Mitigasi Bencana
Tsunami
Upaya
Mitigasi Bencana Tsunami Struktural
Upaya
struktural dalam menangani masalah
bencana tsunami adalah upaya teknis yang bertujuan untuk meredam/mengurangi
energi gelombang tsunami yang
menjalar ke kawasan pantai. Berdasarkan pemahaman atas mekanisme terjadinya
tsunami, karateristik gelombang tsunami, inventarisasi dan identifikasi
kerusakan struktur bangunan, maka upaya struktural tersebut dapat dibedakan
menjadi 2(dua) kelompok, yaitu :
Alami,
seperti penanaman hutan mangrove/ green belt, disepanjang kawasan pantai dan
perlindungan terumbu karang.
Buatan,
Pembangunan breakwater, seawall, pemecah gelombang sejajar pantai untuk
menahan tsunami,
Memperkuat desain bangunan serta infrastruktur lainnya dengan kaidah
teknik bangunan tahan bencana tsunami dan tata ruang akrab bencana, dengan
mengembangkan beberapa insentif anatara lain Retrofitting dan
Relokasi.
Upaya Mitigasi Bencana
Tsunami Non Struktural
Upaya
Non struktural merupakan upaya non
teknis yang menyangkut penyesuaian dan pengaturan tentang kegiatan manusia agar
sejalan dan sesuai dengan upaya mitigasi struktural maupun upaya lainnya.
Upaya non struktural tersebut meliputi
antara lain :
Kebijakan tentang tata guna lahan/ tata ruang/ zonasi kawasan pantai
yang aman bencana,
Kebijakan tentang standarisasi bangunan (pemukiman maupun bangunan
lainnya) serta infrastruktur sarana dan prasarana,
Mikrozonasi daerah rawan bencana dalam skala local,
Pembuatan peta potensi bencana tsunami, peta tingkat kerentanan dan peta
tingkat ketahanan, sehingga dapat didesain komplek pemukiman “akrab bencana”
yang memperhaikan berbagai aspek,
Kebijakan tentang eksplorasi dan kegiatan perekonomian masyarakat
kawasan pantai,
Pelatihan dan simulasi mitigasi bencana tsunami,
Penyuluhan dan sosialisasi upaya mitigasi bencana tsunami
dan,Pengembangan system peringatan dini adanya bahaya tsunami.